James W. Bunn dan Thomas Netter. Dua pejabat informasi masyarakat untuk Program AIDS Global di Organisasi Kesehatan Sedunia (UNAIDS) di Geneva, JSwiss inilah yang pertama kali mencetuskan peringatan hari AIDS sedunia pada Agustus tahun 1987.
Kenapa dipilih tanggal 1 Desember? Terserah mereka dong. Emang itu masalah buat loe?! Hehehe… Yang pasti, pemilihan tanggal 1 Desember ada kaitannya dengan suhu politik di negeri Paman Sam saat itu, tahun 1988, yang lagi pemilu. Dan kebetulan tanggal itu adalah tanggal mati dalam kalender berita jadinya pas buat Hari AIDS Sedunia.
Gitchu! Sementara pita Merah (Red Ribbon) yang didaulat sebagai lambang internasional untuk kepedulian terhadap HIV/AIDS dicetuskan pada April 1991 oleh suatu kelompok dermawan kecil yang bernama Visual AIDS yang berpusat di New York.
Di Inggris, Pita Merah pertama kali dipakai oleh 700.000 penggemar lagu pop saat konser musik memperingati Freddy Mercury yang diselenggarakan di stadion Wembley pada April 1992. Perpaduan tanggal 1 Desember dan pita merah melahirkan berbagai kampanye anti AIDS di seluruh dunia. Awal desember dihiasi oleh pita merah dengan berbagai bentuk dan variasi di berbagai tempat. Wabah AIDS sudah jadi musuh bersama seluruh dunia.
Sehingga peringatan AIDS tak pernah luput dari incaran media. Berbagai acara digelar mulai dari seminar, pawai, bakti sosial, tayangan televisi, hingga konser musik kemanusiaan. Dengan satu tema yang sama, hentikan AIDS! Namun dibalik hingar bingar perayaan hari AIDS sedunia, ada sejumlah agenda yang coba disusupkan dalam benak masyarakat dunia. Agenda kapitalis yang berlindung dibalik peringatan AIDS. Seiring bertambahnya jumlah kasus HIV/AIDS di setiap negara, UNAIDS dengan leluasa menjajakan ide-ide sesatnya dalam penanggulangan AIDS. Mulai dari safe sex pake kondom, pembagian jarum suntik steril pagi pecandu IDU, dan metode substitusi bagi pengkonsumsi narkoba.
Keliatannya mulia, padahal bikin merana. Karena yang diembat bukan akar masalah penyebaran HIV, tapi malah gejalanya yang terus dipelihara. Akibatnya fatal. Bukannya turun, angka kasus HIV/AIDS terus menanjak dari tahun ke tahun. Kata Bang Rhoma, Ter…la..lu…![]