Islam bukan sekedar agama yang dianut dan dilaksanakan ibadahnya. Tapi islam adalah Icahaya bagi manusia. Cahaya yang menerangi kegelapan manusia di masa jahiliyah. Itulah yang dirasakan olah Al-Khansa’ bin Amr.
Seorang wanita luar biasa yang dengan ikhlas merelakan keempat orang anaknya menjemput syahid di jalan Allah demi tegaknya Islam di muka bumi. Padahal sebelum mengenal Islam, ia adalah pribadi yang rapuh. Rapuhnya mental Khansa terlihat ketika ditinggalkan oleh Muawiyah bin ‘Amr yaitu kakak kandungya. Ia sangat terpukul dan amat bersedih hingga ia membuat puisi yang mencerminkan kesedihanya.
Hal yang sama juga ia tunjukkan ketika mendapati Shakhr-saudara kandung yang paling ia sayangi-juga harus pergi menyusul kepergian Muawiyah. Ketika Shakhr wafat, Al-Khansa sempat menangis begitu lama dalam kesedihannya. Ia juga membuat puisi yang jauh lebih panjang dibanding yang pernah ia buat ketika Muawiyah wafat.
Bahkan sempat ia berpikir untuk mengakhiri hidupnya akibat kesedihan mendalam yang ia rasakan. Namun setelah setelah hatinya tersentuh oleh cahaya islam, Khansa menjadi ibu yang luar biasa. Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa al-Khansa’ dan keempat putranya ikut serta dalam Perang al-Qadisiyyah.
Menjelang malam pertama mereka di al-Qadisiyyah, al-Khansa’ berwasiat kepada putra-putranya: “Anakku, kalian telah masuk Islam dengan taat dan berhijrah dengan penuh kerelaan. Demi Allah Yang tiada Tuhan yang haq selain Dia. Kalian adalah putra dari laki-laki yang satu sebagaimana kalian juga putra dari wanita yang satu.
Aku tak pernah mengkhianati ayah kalian, tak pernah mempermalukan paman kalian, juga nenek moyang kalian dan tak pernah menyamarkan nasab kalian. Kalian semua tahu betapa besar pahala yang Allah siapkan bagi orang-orang yang beriman ketika berjihad melawan orang-orang kafir.
Ketahuilah, negeri akhirat yang kekal jauh lebih baik daripada dunia yang fana ini. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaran kalian, tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung (TQS Ali Imran [3]: 200).” Terdorong oleh nasihat ibunya, esoknya keempat putranya maju ke medan perang dan tampil dengan gagah berani.
Mereka bangkit demi mewujudkan impian sang ibunda dan endingnya keempatnya gugur di medan perang. Tatkala mendengar keempat putranya gugur sebagai syudaha, al-Khansa’ malah dengan tenang berkata, “Segala pujian milik Allah Yang telah memuliakanku dengan kesyahidan mereka. Aku berharap kepada Allah agar Dia mengumpulkan aku bersama mereka dalam naungan rahmat-Nya.” (Lihat: Al-Isti’ab fi Ma’rifah al-Ashhab, II/90-91. Lihat juga: Nisa’ Hawl ar-Rasul)
Driser, cahaya islam yang masuk ke dalam jiwa Al-Khansa’ bin Amr telah menjadikanya seorang yang tegar dan menjadi ibu yang luar biasa. Merubah dari seorang wanita yang rapuh menjadi ibu dari empat suhada. Itulah yang terjadi ketika islam masuk kedalam diri seseorang menjadikanya lebih hebat. Kita pun bisa seperti Khansa, asalkan mau mengenal Islam lebih dalam. Ngaji! [Ridwan]